Tuesday, December 18, 2007

Uh separator...

Sebuah mobil Kijang Grand Extra nomor polisi B-7311-CJ, Selasa (18/12) dini hari, terbalik setelah menabrak separator busway di Jalan M T Haryono, Jakarta Selatan, tepatnya di depan kantor Departemen Kelautan dan Perikanan.
Tak ada korban jiwa, namun seorang bocah bernama Gerard Christian (5) yang berada di dalam mobil naas itu, terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Tebet karena menderita luka robek di bagian lengannya.

Fitner Sinaga (47), pengemudi kendaraan mengatakan, saat peristiwa berlangsung, dirinya beserta istri dan ketiga anaknya bermaksud pulang ke tempat tinggal mereka di kawasan Ciledug, Tangerang, setelah mengunjungi kerabat di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

“Kami baru saja mengunjungi rumah keluarga istri saya di Tanjung Priok. Karena situasi hujan, saat keluar dari pintu Tol Pancoran, saya tidak melihat ada pembatas busway di jalan itu. Terlebih tak ada rambu yang memberitahukan ada busway di jalan itu,” ujar guru matematika yang mengaku jarang melintasi jalan di sekitar lokasi ini.
Namun, tambahnya, keluarganya tidak mengalami luka parah, hanya anak bungsunya terkena pecahan kaca.

Peristiwa itu sempat membuat arus lalu lintas di lokasi mengalami kemacetan panjang, sebelum akhirnya petugas Laka Lantas Polda Metro Jaya yang datang ke lokasi berhasil mengevakuasi kendaraan korban ke Unit Laka Lantas di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan. (bachtiar)

Read More...

Saturday, December 15, 2007

Baut pembawa maut

Separator yang dipasangi baut di koridor 8-10, harus diganti dengan model yang lebih kuat tanpa baut. Separator berbaut mudah rusak begitu disenggol roda kendaraan, bautnya yang menonjol bisa merobek roda dan membahayakan pengendaranya.

”Harus diganti dengan model lama, yang sudah terbukti lebih kuat. Separator baru yang dipasang dengan cara dibaut seperti itu, kalau sekadar untuk bereksperimen boleh saja, tetapi jangan dipakai,” kata Direktur Eksekutif Institut Transportasi atau Intrans Jakarta, Darmaningtyas, pada Kompas Sabtu (15/12).

Separator koridor 1-7 jika terlindas roda kendaraan tidak pecah, tidak mudah tercabut. Sepatator model baru di koridor 8-10 lebih lunak sehingga mudah hancur. Dipasang dengan cara dibaut ke beton lajur busway.

Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemprov DKI Jakarta, Budi Widiantoro mengakui separator itu cepat rusak karena belum cukup umur untuk dipasang. Kontraktornya terburu-buru. Seharusnya separator dipasang 28 hari setelah dicor. Seluruh separator yang rusak itu akan diperbaiki dengan cara dicor di tempat. Juga dipasang alat pengaman agar separator tidak sampai terlindas atau tersenggol kendaraan.

Read More...

Wednesday, December 12, 2007

Tidak ada tanda...

Separator busway berbaut di sejumlah jalur busway membahayakan pengendara terutama motor. Rabu (12/12/2007) pagi ini saja sudah 6 kendaraan yang mengalami kecelakaan akibat separator busway berbaut.

Traffic Management Centre (TMC) Ditlantas Polda Metro Jaya mengingatkan kepada para pengendara agar mewaspdai seperator busway berbaut ini. Sebab separator ini tidak memiliki rambu pengaman.

"Pagi tadi sudah ada 6 korban kendaraan yang mengalami kecelakaan. Salah satunya di depan Hotel Sultan yang mengarah Slipi," kata Bripka Ogan.

Separator busway yang mengunakan baut itu menyebabkan banyak kendaraan terjatuh. Selain itu, baut di separator busway membuat ban bocor.

Separator busway yang mengunakan baut antara lain berada di Jalan Gatot Subroto depan Hotel Sultan, depan Mal Arta Gading, Plumpang, di Jalan S Parman dari Slipi menuju Tomang dan di depan Polres Jakbar menuju ke arah Semanggi.

Read More...

Friday, December 7, 2007

Karena tidak diantisipasi

Busway Koridor IX dan X Rusak Sebelum Digunakan

Kondisi prasarana jalur khusus bus transjakarta (busway) di Koridor IX dan X saat ini sudah rusak sebelum pekerjaan proyek rampung, atau sebelum diresmikan penggunaannya. Bagian yang rusak itu antara lain separator dan juga badan jalan jalur khusus bus yang telah dibentangi aspal.

Kepala Subdinas Jalan Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sukendar, ketika dihubungi, Kamis (6/12), membenarkan adanya persoalan itu. Dia mengaku sempat terkejut ketika melihat sendiri fakta itu. "Tetapi akan kami perbaiki segera. Saya segera berkoordinasi dengan pihak kontraktor pelaksana," katanya.

Dari pengamatan di lapangan, hampir semua separator di ruas Tomang menuju Slipi hancur berantakan. Tampaknya beton yang dipasang sebagai separator itu tidak kuat sehingga begitu tersenggol bus dan truk, bahkan minibus, langsung pecah berderai. Tinggal baut-baut yang menonjol di jalan beraspal beton itu.

Sukendar mengakui sudah melihat kondisi lapangannya dan memang ada kerusakan separator. Separator yang terpasang di sepanjang Koridor IX Pinang Ranti-Pluit itu terdiri atas dua jenis, yakni yang ditanam serta yang dibor dan dibaut seperti di ruas Tomang-Slipi.

Separator jenis kedua ini, kata Sukendar, memang hanya dipasang di ruas jalan reguler yang telah dibentangi beton. Pada ruas seperti itu, jalur bus transjakarta tidak perlu dibangun baru, hanya diberi pembatas atau separator yang dibaut dengan paku baja sebab tidak mungkin membongkar beton lama untuk dipasangi separator. Ternyata, di luar dugaan, separator itu cepat hancur ketika tersenggol kendaraan.

Kompas juga mengamati, ruas bus transjakarta di Koridor X pun sudah terancam retak-retak, terutama di sepanjang Jalan Yos Sudarso dan sebagian Jalan Enggano. Hal itu terjadi karena dua minggu setelah dipasangi beton, ruas tersebut langsung dilalui trailer dan angkutan berat lainnya. Padahal, kapasitas jalan itu untuk bus transjakarta.
(CAL/ECA)
Jakarta, Kompas

Read More...