Monday, October 22, 2007

Setelah Lebaran macet lagi

Hari Ini, Jalan-jalan di Jakarta Kembali Jadi "Neraka"

mulyawan karim

Setelah sepekan relatif sepi dan nyaman dilintasi, mulai hari ini lalu-lintas di Ibu Kota dapat dipastikan akan kembali padat. Kenikmatan berkendara selama lebih dari seminggu saat libur Lebaran, berakhir sudah. Wajah Jakarta akan kembali seperti semula.

Minggu (21/10) malam, di Jalan Panjang, dekat persimpangan Jalan Kebayoran Lama, di ruas jalan arah Kedoya, Jakarta Barat, belasan pekerja tampak sibuk menyiapkan pengecoran jalur khusus bus transjakarta. Di ujung ruas jalan itu berdiri panel papan peringatan: "Hati-hati, Ada Pembangunan Busway".

Setiap pengendara sepeda motor atau mobil memang harus berhati-hati, kalau tak mau menabrak papan pembatas pengecoran yang tiba-tiba muncul di tengah jalan itu.

Setidaknya ada empat titik di sepanjang Jalan Panjang, lokasi dilaksanakannya kembali proyek pembangunan busway mulai Minggu (21/10). Kesibukan serupa juga terlihat di Jalan Layang Putri Hijau, Permata Hijau, di ruas arah Jalan Sultan Iskandar Muda. Dua lokasi lain ada di daerah Kedoya.

"Panjang jalur busway yang sedang dikerjakan di masing-masing lokasi 150 meter-200 meter. Pengecoran di semua lokasi rencananya akan dilakukan malam ini," kata Heri Kuswoyo (34), petugas PT Yasa Patria Perkasa, kontarktor pembangunan jalur busway itu, saat ditemui di lokssi proyek di simpang Jalan Panjang-Jalan Kebayoran Lama, Minggu malam.

Kegiatan pembangunan ini membuat ruas jalan yang sehari sebelumnya terdiri atas tiga lajur, sejak kemarin menyempit menjadi hanya dua lajur. Hailnya, kemacetan panjang di beberapa tempat di Jalan Panjang.

Padahal volume kendaraan yang melintas belum seperti hari-hari sebelum Lebaran lalu. Ruas jalan itu hanya dilalui kendaran umum serta mobil dan sepeda motor pemudik yang baru masuk lagi ke Ibu Kota dari arah barat.

Bisa dibayangkan kondisi lalu-lintas hari ini di jalan itu. Padahal tanpa pembangunan jalur busway pun sudah biasanya sudah biasa macet.

Makin parah

Pembagunan jalur busway Koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni) itu, sebenarnya hanya menyempurnakan kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas yang sudah terjadi di Jakarta sejak sekitar sebulan terakhir, sejak dimulainya pembangunan tiga koridor jalur busway secara simultan di berbagai bagian kota. Jalan Panjang pun sudah berminggu-minggu selalu dilanda kemacetan, sejak dimulai pembangunnya lintasan bus khusus itu di beberapa ruasnya.

Pada masa yang sama, kemacetan total hampir tiap hari terjadi di sepanjang Jalan Letjen S Parman dan Jalan Gatot Subroto. Penyebabnya, pembangunan jalur busway Koridor 9 (Pinang Ranti Gede-Pluit) yang juga melintasi ruas jalan yang membelah Jakarta dari arah barat laut ke tenggara itu. Pengerjaan proyek perbaikan ruas jalan tol Jembatan Tiga yang terbakar , juga mengakibatkan tersendatnya lalu lintas di dua arah ruas jalan tol di Jakarta Utara itu.

Kemacetan di jalur-jalur utama itu pun, mengakibatkan masalah yang sama di jalan-jalan yang berhubungan, seperti Jalan Jenderal Sudirman sampai ke Jalan Sisingamangaraja ke arah Blok M, Kebayoran Baru.

Usaha warga untuk menghindari jalur-jalur neraka itu bukannya memperbaiki keadaan. Kemacetan justru meluas ke mana-mana. Jalan-jalan alternatif yang sebelumnya relatif bebas macet, seperti Jalan Kemang Raya, sejak sebulan terakhir, juga selalu dilanda kemacetan, terutama pada jalam-jam berangkat dan pulang kantor.

Dapat dilalui

Hari Minggu kemarin, Gubernur Fauzi Bowo mengumumkan, mulai Senin ini tiga koridor bus cepat massal yang masih dalam taraf pembangunan, yakni Koridor 8, Koridor 9, dan Koridor 10 (Cililitan-Tanjung Priok) dapat dilalui kendaraan pribadi. Tujuannya, untuk mengurangi kemacetan lalu lintas akibat penyempitan ruas jalan.

Namun, dengan tingkat kemacetan yang sudah nyaris tak terperikan, kebijakan dadakan gubernur baru Jakarta itu tidak bakal banyak membawa perubahan pada kondisi lalu lintas Ibu Kota.

Jalan-jalan Jakarta mulai hari ini tetap jadi "neraka" bagi segenap warga penggunanya. (NEL)

Read More...

Sunday, October 21, 2007

Yang protes yang parkir

Warga Pluit Diminta Pahami Rencana Pembangunan Busway

Warga Pluit Jakarta Utara diminta memahami rencana pembangunan Busway Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) sehingga tidak melakukan aksi penolakan atas proyek tersebut. Sebab pembangunan busway ini bukan untuk kelompok masyarakat tertentu namun untuk seluruh warga ibukota.

"Kita tahu ada yang protes, termasuk siapa yang protes dan kepentingannya apa. Saya minta kepada warga bahwa yang kita lakukan ini adalah untuk kepentingan umum," tutur Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

Koridor 9 memiliki panjang lintasan 37 kilometer, dengan rute meliputi Terminal Pinang Ranti-Pondok Gede Raya-Raya Bogor-Mayjen Sutoyo-Mt Haryono-Jl Gatot Subroto-S Parman-Prof Latumeten-Jembatan Dua-Jembatan Tiga-Pluit.

Sebelumnya, saat meninjau pembanguan jalur TransJakarta Sabtu (20/10) di kawasan Jalan Raya Pluit, Fauzi melihat adanya sejumlah poster yang berisi penolakan atas pembangunan jalru khusus bus tersebut di seputar taman dekat Mall Pluit.
Warga yang melancarkan protes menempatkan sejumlah pot berisi tanaman di sepanjang jalur TransJakarta yang sedang dibangun. "Saya ingin ingatkan pada para pedagang tanaman di situ bahwa izin yang diberikan adalah izin terbatas. Yang memberikan izin di situ adalah Badan Pengelola Pluit (BP Pluit) yang kini telah menjadi bagian dari PT Jakarta Propertindo," katanya.

Fauzi menambahkan saat ini ada pembicaraan antara PT Jakpro dengan pihak Walikota Jakarta Utara atas hal tersebut. "Sebetulnya yang keberatan ada proyek itu adalah warga yang tidak bisa lagi parkir di seputar taman itu," ujar Fauzi. Oleh karena itu ia meminta pengertian dan pemahaman warga atas rencana pembangunan sarana angkutan umum tersebut. - Mita/Ant. - Jurnal asional

Read More...